Untuk Ibuku Tersayang yang Selalu Merindui

Sesuatu yang sangat membanggakan ketika ada orang bertanya kepada saya “Mirwan, kamu punya berapa bersaudara?” Terus dengan lantang dan semangatnya saya bilang bahwa saya memiliki 12 bersaudara. Dalam hati merasa bangga karena zaman sekarang ini memang agak sulit untuk menemukan sebuah keluarga yang memiliki jumlah saudara sejumlah pasukan bola sepak. Ditambah lagi saat ini ada yang namanya program KB (Keluarga Berencana) dimana tiap keluarga disarankan untuk memiliki hanya 2 orang anak. Oleh karena itu, sekarang ini sangat jarang kita temukan keluarga yang memiliki jumlah saudara yang mencapai 12 orang seperti di keluarga saya.

Seperti yang pernah diceritakan oleh almarhum bapak saya, sebagian besar orang pada zaman dahulu berfikir bahwa makin banyak anak, maka makin banyak rezeki. Mungkin dikarenakan pemahaman seperti inilah kedua orang tua saya jadi berkeinginan untuk memiliki anak yang banyak. Tapi bagi saya, hal ini ada benarnya, setiap orang sudah ditentukan rezekinya masing-masing. Jika mempunyai anak yang banyak, otomatis mereka memiliki rezeki yang banyak.

Ketika kami mulai besar, saya sebagai anak yang ke 10 tidak tahu bagaimana cara mereka membesarkan dan mendidik kami dengan segala keterbatasan dikampung. Disaat itu belum ada listrik untuk menunjang kebutuhan kehidupan sehari-hari. Hanya bertemankan lampu minyak tanah ketika malam hari menyapa. Hanya ada baterai AKI untuk menyalakan televisi hitam putih. Belum ada laptop atau gadget yang bisa kami pergunakan untuk mencari informasi terbaru seperti saat ini. Belum ada buku-buku bacaan untuk menggali ilmu baru. Orang tua kami hanya dibekali secuil ilmu yang pernah mereka dapatkan di Sekolah Rakyat untuk mendidik kami sejak dini hingga masuk Sekolah Dasar.

Semakin kami membesar, syukur, kualitas kehidupan keluarga kami semakin membaik. Kami sudah bisa membantu orang tua dalam mengurusi beberapa pekerjaan rumah seperti memasak, cuci baju, beres-beres rumah, menata halaman dan membantu mereka untuk memanen hasil kebun kelapa dan kopi sebagai sumber kehidupan. Dari hasil panen tersebut juga lah kami bisa membeli sebuah mesin diesel sebagai sumber penerangan dimalam hari dan sebuah televisi warna. Syukur, makin lama kehidupan kami di kampung makin membaik.

Kini kami, anak-anaknya sudah beranjak dewasa, 5 orang kakak saya masing-masing sudah memiliki suami. Dan tinggal dirumah mereka sendiri. Begitu juga dengan 4 orang abang saya, mereka juga sudah tinggal dirumah mereka masing-masing bersama istri mereka. Di rumah ibu saya kini tidak lagi ramai seperti dulu. Ibu terpaksa mengurus pekerjaan rumah sendirian, mulai dari memasak, cuci baju dan pekerjaan rumah lainnya. Sementara bapak hanya mencari nafkah diluar. Ditambah lagi saya yang harus keluar kota dan tinggal di kota Pekanbaru untuk melanjutkan pendidikan. Tinggal hanya 2 orang adik saya dirumah. Tapi tidak lama kemudian, satu adik saya menikah dan tinggal dirumahnya sendiri. Pada akhirnya, kini tinggallah adik saya yang bungsu dirumah bersama kedua orang tua.

Belum lama ini, sudah ketentuan dari Allah, bapak saya dipanggil kerahmatullah. Saya terbayang betapa sepinya kini dirumah ibu di kampung. Hanya tinggal ibu dan adik saya. Semua pekerjaan rumah tidak akan ada yang membantu, kecuali hanya ibu sendiri yang melakukannya. Kini umur ibu sudah mencapai hampir 60 tahun. Saya yakin tenaga ibu sudah tidak sekuat dulu. Saya ingin sekali membantu ibu. Saya ingin sekali membuat ibu bahagia. Namun apa daya, jarak ini memisahkan kami. 

Dengan keadaan seperti ini, saya jadi teringat betapa besarnya pengorbanan ibu terhadap anak-anaknya. Rasanya pengorbanan ibu tidak pantas hanya dibalas dengan ucapan terimakasih. Mulai dari mengandung selama 9 bulan, dibawa kemana-mana dengan perut yang semakin berat sampai waktu melahirkan dengan perjuangan setengah mati. Memandikan dan menyusui setiap saat. Bergadang sepanjang malam demi menjaga kita agar tidur nyenyak dan terhindari dari gigitan nyamuk. Merawat kita dengan tulus hingga menjadi dewasa seperti sekarang ini. Semua ini dilakukan oleh ibu dengan ikhlas dan tulus tanpa mengharapkan imbalan sepersen pun dari kami. Inilah alasannya kenapa seorang ibu itu memang pantas dan patut kita sayangi.

Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menyayangi seorang ibu karena sudah menjadi kewajiban seorang anak untuk menyayangi dan membahagiakannya. Rasanya untuk membuat dia bahagia tidak lah sesulit yang kita bayangkan. Kita bisa memulai dengan hal yang sepele namun sangat berarti bagi dia. Diantara lainnya seperti selalu membantu ibu memasak dan mencuci baju. Bagi orang seperti saya yang tinggal di kota, berjauhan dari ibu, kita bisa menelfon dan saling menanya kabar saat kita berada di kejauhan. Disaat menelfon, ibu pernah bilang “andai emak bisa lihat muka mu, nak, di HP ini...”. Air mata saya seketika tidak bisa terbendung. Sepertinya ibu ingin sekali melihat wajah anaknya yang jarang sekali pulang kampung.

Sebagai seorang anak yang tinggal berjauhan dari seorang ibu, ingin sekali saya membeli Handphone yang canggih untuk ibu saya agar kami bisa melakukan panggilan video (video call) dan bisa saling melihat wajah yang penuh kerinduan itu. Dengan adanya handphone yang canggih ini setidaknya kerinduan kami terobati dan ibu merasa bahagia ketika melihat secara live apa saja yang saya kerjakan di kota. Pasti ibu sangat bahagia ketika mendapatkan handphone yang canggih yang di idam-idamkannya sejak lama.

Anak mana yang tidak ingin membahagiakan ibunya. Setidaknya saya tahu apa yang bisa saya lakukan untuk membahagiakan ibu disaat saya berjauhan dari ibu. Salah satunya yaitu mengabulkan barang yang diidam-idamkan oleh ibu sejak lama, yaitu sebuah handphone yang canggih agar bisa video call dengan anaknya yang jauh ini. Saya rasa elevenia sangat cocok dijadikan teman untuk mewujudkan apa yang diinginkan oleh ibu saya.

Handphone yang canggih yang bisa buat video call pasti akan sangat membantu saya dalam membahagiakan ibu saya. Ditambah lagi sebuah Power Bank yang bagus untuk mengecas handphone. Karena dikawatirkan baterai handphonenya cepat habis karena keasikkan video call sama saya. Sedangkan sekarang dikampung belum ada listrik di siang hari, kecuali hanya pada malam hari.

Elevenia ini merupakan toko online yang tercpercaya yang memberikan kemudahan dan kenyamanan saat berbelanja. Selain itu, proses pembayaran yang disediakan juga sudah menggunakan Escrow System, yang menjamin transaksi berjalan aman. Untuk kelebihan lainnya bisa di lihat dibawah ini :

Selain kelebihan-kelebihan diatas, elevenia juga memberikan diskon bagi pembeli. Dengan diskon yang ada, diharapkan dapat membantu harapan saya dalam mewujudkan keinginan ibu saya yaitu memiliki handphone yang canggih. Selain itu, saya juga tidak perlu kawatir seandainya barang tersebut tidak jadi saya beli, karena sudah ada fitur pembatalannya, sehingga belanja begitu mudah. 

Bagi anda yang ingin berbelanja di elevenia, sangat mudah, tinggal buka gadget atau laptop anda, terus buka browser dan kunjungi www.elevenia.co.id. Mudah, kan? Bagi anda pengguna smartphone, juga bisa langsung download mobile apps nya agar lebih mudah dalam berbelanja kapan pun dan dimanapun anda berada. Jadi, mulai sekarang, ayo kita berbelanja di elevenia dan nikmati diskon dan poinnya. Mari kita bahagiakan orang yang kita sayangi dengan salah satu cara yaitu dengan memberikan barang yang sangat dia idam-idamkan. Dengan barang tersebut tentunya akan bermanfaat dan memiliki kebahagiaan tersendiri bagi orang yang sangat kita cintai tersebut. Lakukanlah sekarang sebelum terlambat.

*Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition “Cerita Hepi Elevenia” yang diadakan oleh Elevenia Indonesia.

Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com

Mirwan Choky