Beginilah Cara Astronot Muslim Shalat dan Puasa di Luar Angkasa

Mirwaners! Mengerjakan ibadah puasa selama bekerja di tempat yang ekstrem bukanlah suatu perkara yang mudah. Apalagi ketika tempat untuk menjalani puasa tersebut adalah luar angkasa. Pernahkah kalian terpikir bagaimana sih para astronot muslim melaksanakan shalat dan puasa di luar angkasa? Sebagaimana yang kita ketahui, di luar angkasa itu siklus malam dan siangnya tidak sama seperti di bumi. Bahkan mungkin di luar angkasa itu tidak ada malamnya dan tidak ada siangnya. Sedangkan biasanya para muslim di bumi mengerjakan shalat dan puasa berdasarkan waktu dimana ada malam dan siangnya.

Mirwaners, aku rasa sih kalian sudah tau tentang seseorang yang bernama Sultan bin Salam Al Saud. Sultan bin Salman Al Saud ini adalah putra kedua dari Raja Salman. Ia lahir di Riyadh pada 27 Juni 1956. Pencapaiannya menuju luar angkasa mencatatkan nama Sultan sebagai muslim pertama yang terbang ke luar angkasa.

Berdasarkan dari Arabnews, Sultan memiliki pengalaman menjalankan ibadah di luar angkasa. Saat itu, kedatangannya di sana bertepatan dengan Ramadan 1405 H. Mantapnya, selama menjalankan misi di luar angkasa, Sultan tetap menjalankan ibadah puasa disana. Untuk panduan berpuasa di luar angkasa, Sultan mencari nasihat kepada ahli agama bernama Sheikh Abdul Aziz Bin Baz demi menjalankan puasa. Ternyata waktu berbuka puasa di luar angkasa itu bisa mengacu pada waktu di bumi dimana tempat mereka berangkat. Durasi berpuasa pun sama dengan tempat mereka lepas landas.

Menurut nasihat Baz, Sultan bisa melakukan shalat juga dengan cara menyucikan tubuhnya sebelum shalat menggunakan handuk basah karena tak ada gravitasi di luar angkasa. Kebayang gak sih gimana kalau mandi dengan cara menyirami air disekujur tubuh saat berada diluar angkasa? Apakah bisa? Aku rasa sih air gak bakalan mengalir keseluruh tubuh kita karena gak ada gravitasi disana. Ohya, selama di luar angkasa, Sultan juga sanggup satu kali mengkhatamkan Alquran dalam enam hari. Amazing banget! Dia berangkat pada 29 Ramadan dengan menumpang pesawat Discovery dan merayakan Idul Fitri di luar angkasa. Sementara itu, astronot Muslim sebenarnya memiliki dua pilihan untuk menjalani kewajiban berpuasa. Puasa dapat dilakukan di ISS atau Qada (kompensasi) di Bumi (di bulan Ramadan). Jadi, begitulah cara astronot Muslim mengerjakan ibadah shalat dan puasa di luar angkasa. Semoga bermanfaat.

Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com

Mirwan Choky