5 Hal Keren Ini Membuat Kampus Unsyiah Menjadi Jantung Hati Rakyat Aceh
Unsyiah Jantung Hati Rakyat Aceh. Ya! Benar sekali. Universitas Syiah Kuala merupakan jantung hatinya rakyat Aceh. Semboyan ini sesuai dengan situasi dan kondisi di universitas tertua di Aceh ini. Unsyiah adalah sebuah universitas yang mengutamakan kualitas dan teknologi modern seperti yang tertera di profil www.unsyiah.ac.id yang mengatakan bahwa sebagai universitas Jantung Hati Rakyat Aceh yang mengutamakan mutu, Unsyiah mengintegrasikan nilai-nilai universal, nasional, dan lokal untuk melahirkan sumberdaya manusia yang memiliki keselarasan dalam antara IPTEK dan IMTAQ.
Sebagai pendatang baru, saya telah merasakan suasana ini semenjak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Aceh ini 2 bulan yang lalu, khususnya di universitas ini. Setelah 2 bulan saya berada di lingkungan universitas yang berdiri pada tahun 1961 ini, saya menemukan beberapa hal yang keren dilingkungan kampus ini dan saya rasa hal-hal inilah yang membuat Unsyiah itu menjadi Jantung hati rakyat Aceh. Hal-hal tersebut adalah :
1. Lingkungan yang religius
Unsyiah merupakan sebuah universitas yang memiliki lingkungan yang islami. Hal ini dapat saya lihat saat melaksanakan kegiatan sehari-hari saya di kampus ini. Mahasiswanya terjaga dari segi sikap dan prilaku. Mahasiswi yang muslim semuanya memaki pakaian yang sopan dan memakai hijab. Hal ini sangatlah berguna supaya para mahasiswa bisa menjaga hati dan pandangan.
Jika kita lihat dari sudut pandang lain, universitas ini memiliki sejumlah dosen yang sangat religius, islami. Pada saat mereka menyampaikan materi kuliah dikelas, mereka selalu mengiringi beberapa statement mereka dengan dalil-dalil, hadits dan firman. Padahal setahu saya mereka bukanlah dosen agama. Tapi saat dikelas persis seperti dosen agama. Jujur saja, selama ini saya hampir tidak pernah bertemu dosen seperti ini. Kecuali dosen agama. Dan menurut saya hal ini keren sekali. Dan yang paling kerennya lagi, ada salah satu dosennya yang mengajak mahasiswanya untuk membaca surah yasin setiap malam jumat bersama-sama beliau di mesjid.
Selain itu, disaat azan berkumandang ketika pembelajaran dikelas sedang berlangsung, para dosen mengizinkan mahasiswaya untuk keluar kelas untuk melaksanakan shalat, seperti shalat zuhur dan ashar. Dan sering juga para dosen berhenti sejenak dari kegiatan pembelejaran dan ikut berjamaah dengan mahasiswanya.
Disudut lain, di beberapa warnet di sekitar universitas ini ada beberapa spanduk yang tak seperti spanduk pada umumnya. Ada spanduk yang bertuliskan tidak hanya iklan semata, ada kata-kata ajakan juga seperti spanduk yang saya temui di asrama PPG Unsyiah ini “nge-net Boleh Aja, Shalat Tetap dijaga”. Luar biasa! Spanduk ini secara tak langsung mengajak orang-orang agar tidak meninggalkan shalat pada saat nge-net. Keren, kan?

2. Warung Kopi Berwifi
Seperti mana yang kita ketahui bahwa masyarakat Aceh itu tidak dapat dipisahkan dari kopi. Karena itulah, kedai kopi ini banyak saya temui di lingkungan universitas ini. Warung kopi ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa bahkan dosen juga membutuhkannya. Ketika mahasiswa bersitirahat dari kegiatan kampus yang melelahkan, pelajaran di kelas yang kadang membosankan, para mahasiswa bisa ke warung kopi untuk mengistirahatkan sejenak pikiran.
Selain itu, warung kopi ini bisa dijadikan tempat untuk mengerjakan tugas kuliah dan skripsi. Karena pada umumnya warung kopi ini menyediakan wifi gratis sehingga mahasiswa dan pengunjung lainnya bisa mengakses internet untuk mencari bahan tugas kuliah sambil menikmati berbagai macam minuman yang disediakan seperti kopi dan minuman lainnya.

3. Kuliner
Bagi mahasiswa atau dosen yang lagi lapar atau ingin makan sesuatu, tak perlu repot-repot pergi jauh-jauh keluar kampus. Karena berbagi macam jenis makanan dan minuman yang dapat disantap yang terdapat di tiap pinggir jalan disekitaran kampus Unsyiah. Jenis makanan tersebut seperti Mie Aceh, Martabak Aceh, Bandrek, Mie So, Sate, Bakso, Bakso Bakar, Gorengan dan Nasi gurih. Dan minuman seperti Sanger, Kopi Hitam, Teh Hijau, dan berbagai macam minuman lainnya.

4. Transportasi
Kini Unsyiah sudah bisa ditempuh dengan bus Trans Koetaradja, kendaraan umum yang nyaman. Bus ini berkapasitas 76 penumpang, terdiri atas 26 seat dengan empat seat khusus disabilitas, ditambah 50 pegangan. Bagi mahasiswa yang belum punya kendaraan sendiri, atau dosen yang ingin berkendaraan umum dengan nyaman, atau kaum disabilitas, sudah bisa menggunakan jasa bus ini di kampus Unsyiah.

5. Lokasi yang strategis
Lokasi Unsyiah itu terbilang strategis karena berada dekat dengan tempat-tempat wisata seperti Pantai Ulee Lheue, Pantai Lampuuk, Museum Tsunami, Kapal diatas rumah dan tempat wisata lainnya yang sangat indah yang bisa dikunjungi. Jadi, saat weekend atau libur, mahasiswa atau dosen bisa mengunjungi tempat-tempat indah itu yang tak berapa jauh dari lokasi Unsyiah. Tak perlu repot-repot pergi berlibur jauh-jauh yang bisa menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

Demikianlah yang bisa saya tuliskan. Saya menuliskan ini menurut apa yang telah saya alami selama 2 bulan tinggal di lingkungan Universitas Syiah Kuala ini. Saya percaya masih ada berbagai aspek menarik lainnya tentang Unsyiah yang belum saya alami. Dan mungkin masih ada lagi jenis kuliner Aceh yang belum saya cicipi. Begitu juga dengan tempat wisatanya, mungkin masih ada lagi tempat-tempat yang bangus lainnya yang tak jauh dari Unsyiah yang belum saya kunjungi. Pokoknya Aceh itu memang mantap, khususnya Unsyiah, memang beda dari yang lain. Keren! Unsyiah memang jantung hatinya rakyat Aceh.
oleh :
Mirwan Choky
Mantap ulasannya bang
BalasHapusApakah bang choky akan menjadi orang Aceh selamanya
Thank you so much... :)
HapusTergantung keadaan sih, kalau ada peluang rezeki disini ya tinggal disini aja.