Tadi pagi, setelah saya selesai mengajar di salah satu kelas, dan mengucapkan kata perpisahan, tiba-tiba saya mendapat sepucuk surat dari salah satu siswa dikelas tersebut. Inilah isi surat dari siswa tersebut:
Untuk Pak Mirwan ku
Menurut saya, Pak Mirwan orangnya baik dan sopan, dan lain-lainnya. Pak Mirwan orangnya ganteng, tinggi dan putih. Saya suka kalau Pak Mirwan masuk karena jelas apa yang dikatakannya, bukan kayak ******. Kalau Pak Mirwan mengajarnya dia tidak suka cubit-cubitan anak muridnya.
Pak Mirwan, kalau bapak keluar nanti jangan lupakan kami semuanya. Kami semua sayang Pak Mirwan karena bapak orangnya baik enggak suka cubit-cubitan dan lain-lainnya.
Pak, kalau kami ada salah maafin kami semuanya. Pak, saya sekali lagi ucapkan selamat atas perpisahannya. Kalau bapak pun tidak nantik keluar dari sekolah ****** kami pasti senang banget kalau bapak enggak jadi keluar dari sekolah ******.
Salam dari ******* untuk Pak Mirwan ku sayang.
Good bye Pak Mirwan
Senang bertemu lagi pak Mirwan.
Setelah saya baca surat perpisahan ini, saya hampir menenteskan air mata. Saya merasa betapa mereka sangat membutuhkan guru yang periang, yang gak suka marah-marah dan yang gak suka cubit-cubitan, apa lagi guru yang suka pukul. Mereka selalu ingin suasana kelas yang riang, ceria dan gembira. Dengan adanya surat dari siswa ini, saya bisa bercermin bahwa saya harus lebih profesional lagi dalam mendidik mereka. Surat ini saya anggap sebagai feedback dari mereka untuk saya. Saya benar-benar berterimakasih kepada mereka atas feedback ini..
Eeh, by the way, saya harus balas gak ya surat mereka ini?
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com
4 comments
Bales dong pak hehehe... saya juga suka dengan guru atau dosen yang tidak membuat suasana kelas menjadi tegang... jadi kangen sekolah 😞
Iya sih, saya jadi serba salah mau balas suratnya.
Sama. Saya juga suka dengan guru atau dosen yang tidak membuat suasana kelas menjadi tegang dan gak nyaman.
Dibalas sajalah. Mengapa mesti merasa serba salah segala?
Pikiran ku kacau waktu itu mbak.