Mirwaners, Pekanbaru merupakan ibu kota dan juga kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota yang sudah berumur 233 tahun pada 2017 ini merupakan salah satu sentra ekonomi terbesar di bagian timur Pulau Sumatera dan juga termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Selain itu, kota ini juga terdapat beberapa objek wisata sejarah yang patut anda ketahui dan anda kunjungi.
Rumah Singgah ini berbentuk Rumah panggung dimana merupakan rumah singgah dari Sultan Siak pada saat beliau berkunjung ke kota Pekanbaru. Kalau kita lihat dari atas Jembatan Siak III, maka kita bisa melihat dengan dekat bangunan rumah panggung ini yang berbahan dasar kayu. Dengan dominasi cat warna kuning dan biru, bangunan rumah panggung yang didirikan sekitar tahun 1895 ini terkesan sangat Melayu. Rumah inilah yang di catat dan diakui sebagai salah satu situs peninggalan sejarah Kota Pekanbaru, Riau. Lokasi Rumah ini berada di Jalan Pedagangan, Kelurahan Bandar.
Pada zaman dahulu di antara tahun 1950 sampai 1970, masyarakat yang ingin ke Pekanbaru atau pergi keluar dari Pekanbaru, mereka biasanya singgah terlebih dahulu diterminal bus yang berlokasi ditepi sungai Siak. Pokoknya, terminal yang berwaran biru ini menjadi saksi bisu dari lalu lintasnya PO bus yang membawa penumpang menuju ke Sumatera Barat, Duri, dan Dumai.
Rumah tenun Kampung Bandar ini merupakan salah satu tempat pengrajin songket yang ada di Pekanbaru. Dimulai dari pagi hingga sore hore. Penenun perempuan di rumah ini mengubah benang berwarna warni, benang emas, dan dan benang perak menjadi kain-kain songket. Sebenarnya Rumah tenun yang telah berdiri sejak tahun 1890-an ini terdapat 3 alat tenun bukan mesin yang setiap harinya bekerja membuat tenunan khas Riau. Kalau kita berada didekat rumah ini, maka kita setiap hari akan terdengar gemertak suara dari alat tenun.
Gudang Pelindo ini adalah sebuah gedung yang menjadi saksi bisu atas kejayaan perdagangan antara Sumatera Timur atau Pekanbaru ke Singapura. Berdasarkan sejarah, dulu ada namanya Pelabuhan lama Pekanbaru yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1920-an. Saat itu, pelabuhan ini disinggahi kapal-kapal dari Perusahaan Pelayaran Belanda. Kapal-kapal ini membawa barang-barang dari Tapung, Payakumbuh, dan berbagai wilayah Sumatera Tengah lainnya untuk dibawa ke Singapura. Di dalam salah satu foto hitam putih di Leiden, memperlihatkan salah satu kapal dari Perusahaan Pelayaran Belanda yang bertujuan ke Afrika Selatan via Singapura biasanya singgah sebentar di Pelabuhan Pelindo ini.
Tidak hanya di kota Sabang Aceh yang memiliki tugu nol KM, tapi di Pekanbaru juga ada. Tugu Nol KM di Pekanbaru ini merupakan sebuah patokan nol km untuk penanda pembuatan jalan penghubung antara Pekanbaru- Bangkinang-Payakumbuh. Dan Gudang Pelindo yang berada di dekat tugu nol kilometer ini, menjadi saksi bisu kejayaan perdagangan antara Sumatera Timur (Pekanbaru) ke Singapura di masa itu. Tugu nol km Pekanbaru ini dibuat oleh Belanda pada tahun 1920.
Rumah yang bergaya indische ini didirikan pada awal tahun 1900-an. Pemilik istana ini adalah H Zakaria bin Abdul Muthalib, yang bergelar Tuan Kadi. Pada zaman dahulu, beliau ini dipercayai oleh Sultan Syarif Kasim II sebagai penasihat raja di bidang agama. Setiap sultan Siak datang ke Pekanbaru, beliau menginap di rumah ini, sehingga ada kamar khusus untuk Sultan. Sekarang kalau kita lihat isi dalam bangunan ini, semua barang-barang masih asli.
Rumah ini merupakan sebuah rumah peninggalan Belanda dengan arsitektur tahun 1920-an. Rumah ini digunakan sebagai kantor Syahbandar yang ditunjuk oleh Belanda. Alasan Belanda menempatkan pegawai syahbandar mereka di Pekanbaru untuk mendata kapal-kapal dagang masuk dan keluar kota Pekanbaru. Perdagangan Pekanbaru saat itu pesat. Rumah Syahbandar ini berfungsi sebagai pengawas keselamatan kapal dan sebagai kepala bea cukai.
Demikianlah lokasi-lokasi wisata sejarah Pekanbaru yang bisa anda kunjungi. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda yang sedang ingin berkunjung ke Pekanbaru. Mari kita kenali wajah negeri kita, mengenal ragam kekayaan budaya serta menyisir jejak sejarah kota. Tugas kita bersama untuk melestarikan, menjaga dan belajar dari sejarah masa lalu untuk masa depan yang lebih baik, mari kita ambil peran dan berkontribusi positif untuk kemajuan Indonesaia tercinta.
Tempatnya unik-unik ya, Mas. Semoga bisa mengunjunginya juga seperi mas Mirwan :)
BalasHapusIya mas, tempatnya unik-unik dan memiliki sejarah tersendiri.
HapusWaaa aku seperti membaca e book bukan blog. Keren tampilannya bang.
BalasHapusHehehe... iseng-iseng aja bikin tampilan seperti ini. Thanks ya.
HapusIndonesia itu sungguh kaya warna
BalasHapusIya mbak, warna-warni seperti tampilan konten blog ini. Hehehe...
HapusKaya heritage banget Pekanbaru. Catat dulu nih daftar bangunan-bangunan bersejarah dari tulisan mas Mirwan, siapa tahu singgah ke sana bisa kunjungi semuanya. Hehehe. Salam kenal, mas. ^^
BalasHapusHehehe... iya gan, semoga tulisan ini bermanfaat deh buat agan sebagai panduan kalau kapan2 main ke Pekanbaru.
Hapuskalau aku ke pekanbaru pasti aku minta diculik kamu yaa..
BalasHapusHahaha... beres koh! MAin-main lah ke Pekanbaru.
HapusPekanbaru saya kenal melalui karya-karya roman penulis dari Sumatra Barat (Padang) seperti Siti Nurbaya, Salah Asuhan.., dan kebetulan ada seorang sahabat juga yang sekarang tinggal di Kabupaten Siak.. tapi sayang masih belum bisa berkunjung ke kota ini, mudah2an bisa berkunjung ke tempat-tempat itu ya
BalasHapusMbak Ericka asli orang mana emang? Ayo dong jalan-jalan menjelajah Pekanbaru.
Hapussellu suka kalo mampir ke sini bloggernya niat bangeeet sukses terus mas mirwan moga makin berkah...
BalasHapusAmiiim ya rabbal alamin. Makasih mas udah berkunjung. Hehe...
HapusWah ternyata PkU ada juga kawasan Heritage nya. Mantap
BalasHapusIya ada dong. Hehee... Kapan nih main-main ke Pekanbaru?
HapusDoakan saja bisa naik ke PKU. Padang PKU kan deket hehehe
HapusJgn lupa singgah ke kidal artis.blogspot.co.id
Amiinnn.. .Semoga aja ya.
Hapus