Lokasi Malay Heritage Center
Malay Heritage Center ini berlokasi di 85 Sultan Gate, Istana Kampong Glam, Arab Street. Lokasi ini tidak begitu jauh dari tempat-tempat wisata Singapura lainnya yang sering dikunjungi para turis. Sebenarnya, negera Singapura ini bisa kita tempuh dari ujung ke ujung hanya dalam 45 menit saja, tergantung kecepatan mobil. Jadi, jarak tiap-tiap pusat kunjungan di Singapura di negera ini tidak begitu jauh.
Peraturan yang harus ditaati saat berada di dalam museum Malay Heritage Center
Pengalaman ku sih, saat mau masuk di Malay Heritage Center ini, aku terlebih dahulu di kasi sebuah stiker dan ditempel dibaju sebagai tanda kalau aku udah diizinin untuk masuk. Stiker ini bisa didapati di Visitor Services Center yang terletak disebelah bangunan Malay Center Heritage ini. Untuk memelihara kebersihan, di dalam Malay Heritage Center ini kita tidak dibenarkan memakai sepatu. Jadi terpaksa harus di copot sepatu sebelum masuk. Tapi jangan khawatir, kaki kita gak bakalan kotor deh. Didalam bangunan ini tempatnya bersih banget. Udah menjadi rahasia umum kan kalau Negara Singapura ini merupkan Negara yang bersih. Bahkan kalau kita buang sampah sembarangan aja bakalan kena denda. Selain itu, kalau pingin jepret foto, kita tidak dibenarkan untuk menyalakan lampu flash. Ya seperti biasalah, memang sudah peraturan museum pada umumnya, gak boleh hidupin lampu flash kalau pingin jepret foto. Dan gak boleh bawa makanan ke dalam juga, takutnya ntar makanannya tertumpah didalam or whatever. Selain itu, gak boleh bikin rebut juga didalam ya supaya gak mengganggu pengunjung yang lainnya.
Nah, jika kalian membawa anak-anak sekolah untuk study tour di Malay Heritage Center ini, anak-anak sekolah tersebut tidak boleh membawa tas dan botol air minum ke dalam. Tas dan botol air minum harus di tinggalkan di luar, di tempat yang sudah disediakan. Jika kalian datang dengan kelompok, kalian harus tetap dalam kelompok, tidak boleh berpencar, supaya anak-anak tersebut mudah diatur. Jika harus membawa alat tulis, hanya pensil yang dibenarkan. Tidak boleh bawa pulpen.
Jadwal operasional Malay Heritage Center
Untuk datang kesini, kita gak perlu datang pagi-pagi sih, soalnya museum ini buka sekitar pukul 10 pagi dan tutup pukul 6 sore. Dan kalian bisa datang ke Malay Heritage Center mulai pada hari selasa hingga hari minggu. Hari senin tutup.
Apa yang ada didalam Museum Malay Heritage Center
Ohya, saat kita masuk di dalam gedung Malay Heritage Center ini, kita bakalan di suguhi dengan berbagai macam foto dan barang-barang kuno dan antik. Barang-barang ini terjaga dengan baik dan rapi. Audio visul peninggalan zaman dahulu pun masih ada dan bisa dimainkan. Bahkan Koran terbitan tahun 1958 pun masih ada terpajang dengan rapi. Dan masih banyak lagi barang-barang peninggalan zaman dahulu yang ada di museum ini.
Siapakah Orang Melayu?
Sungguh pun alam Melayu sering dianggap merangkumi Asia Tenggara, pentakrifan “orang melayu” berubah mengikut zaman. Istilah “melayu” yang terawal merujuk kepada sebuah kerajaan di Jambi, Sumatera, yang telah mengutuskan sebuah rombongan ke China pada abad ke-7. Ini telah direkamkan sebagai perlawatan dari kerajaan “Mo-lo-yu”. Sebelum zaman penjajahan dirantau ini, masyarakat Eropa telah menganggap bahasa Melayu sebagai bahasa perantaraan serantau sehingga sesiapa saja yang berasal dari nusantara, akan dikenal pasti sebagai orang Melayu. Bahasa Melayu juga tergolong dalam keluarga bahasa Austronesia lantas takrif Melayu juga sering meliputi orang Champa dari Kemboja dan orang Marindo dari Madagascar.
Selain daripada bahasa, Kesultanan Melaka pada abad ke-15 sering kali dianggap sebagai lambang Budaya Melayu yang terunggul. Ia memainkan peranan utama dalam bentuk identitas Melayu Modern yang berdasarkan 3 dasar berikut : Bahasa Malyu, Agama Islam, serta adat Melayu. Namun ketiga-tiga dasar itu begitu luas sehingga boleh menerima mereka yang datang dari pada asal-usul atau suku kaum berbeza-beza.
Sejarah Kerajaan Melayu di Singapura
Sejak abad ke-14 Masehi, Singapura terletak dibawah naungan kerajaan-kerajaan melayu yang berlainan, termasuk Kesultanan Johor-Lingga-Riau yang berkuasa dari abad ke-16 hingga abad ke-19. Raja terakhirnya, Sultan Mahmud Shah III, telah mangkat pada tahun 1811 tanpa menamakan pewaris tahtanya. Maka tercetuslah pertikaian antara anak sulungnya, Hussein dan adik tirinya, Abdur-Rahman, yang membuka ruang untuk campur tangan kuasa asing. Pihak Inggris menyokong Tengku Hussein sebagai Sultan Johor dan Singapura. Manakala Belanda menyokong Abdur-Rahman sebagai Sultan Riau-Lingga. Akibatnya, kerajaan ini berpecah kepada negeri-negeri tersebut.
Pada masa yang sama, kuasa kedua di Singapura adalah Temenggung Abdul Rahman dan pulau ini termasuk kawasan jajahannya. Pangkat temenggung dalam kerajaan Melayu adalah jawatan tertinggi selepas bendahara. Beliau yang juga berketurunan diraja, akhirnya berpindah ke Johor untuk membangunkan Johor bersama pengikut-pengikutnya. Beliau kemudian digantikan oleh anaknya, Daeng Ibrahim. Pada tahun 1835, Putera Sultan Husain, Sultan Ali, melepaskan haknya kepada Daeng Ibrahim yang diiktirafkan sebagai Sri Maharaja, yang akhirnya dinaikkan ke pangkat Sultan kepada Kesultanan Johor modern.
Malay Musical Heritage
Musik Melayu yang tradisional dan terkenal mengadungi ciri-ciri musik dari budaya-budaya lain. Bentuk Musik Melayu asli seperti Ghazal, Dondang Sayang, Zapin dan Inang, meliputi bentuk-bentuk berbeza termasuk iringan nyanyian, tarian dan pementasan. Kedua-dua unsur dari musik rakyat dan musik tradisional klasik telha bergabung dengan unsur-unsur musik asing dari pada India, Arab dan Parsi. Gabungan pengaruh-pengaruh tersebut mencerminkan kedudukan dunia Melayu sebagai pusat peralihan bagi perdagangan laut antarabangsa, merangkumi penukaran ekonomi dan juga budaya.
Jadi, demikianlah yang dapat aku cerita kembali pengalaman yang ku dapat selama berada di museum Malay Heritage Center di Singapura ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian yang menyenangi sejarah. Sejarah-sejarah diatas aku ambil dari beberapa pajangan di dalam Malay Heritage Center itu sendiri. Terimakasih kepada Muhammad Iqmal, owner Rommentiq Weddings, yang telah membawa aku untuk mengunjungi museum ini. Setelah selesai mengunjungi museum ini, kami pun berkunjung ke tempat lain lagi.
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com
10 comments
Nice Mirmir! Sungguh mas sosialista yg mumpuni..ahaha coba klo museum kita jg rapi & tertata gini ya
Mas sosialita? hahaha...... iya kak... coba musemu kita rapi dan tertata pasti bagus deh.
"Jadi terpaksa harus di copot sepatu sebelum masuk"
Bentar, aku gagal paham mas, hehe
Tapi lengkap banget, sejarah melayunya kental banget.
Itu gambar dakon diantara sepeda kok asyik ya.
Meskipun belum kesana, setidaknya aku gak penasaran banget tahu dari postingan mas Wirwan nih..he
Mas, kapan buka Q&A lagi :D
Aku jd bayangin nih, kaya apa bersihnya ya disana.. Smpe sepatu mesti dilepas,btw aku suka melihat barang2 yg ada dimuseum, suka juga kl main ke museum, tp anehnya nggak begitu tertatik dg sejarah.. Ya gustii maafkan aku :(
Iya mas... harus copot sepatunya baru bisa masuk.. hehhehe...
Hahaa... iya... yok main dakon, mas!
Waaahh... kapan yaaa bisa buka Q&A lagi.....
Bersih banget deh pokoknya mbak... Sebenarnya aku juga kurang suka sama sejarah mbak... tapi suka banget lohat barang-barang peninggalan kek gini...
Suka banget melihat peninggalan jaman dulu. Kadang ngebayangin bagaimana kondisi sebenernya pada jaman itu
Iya gan..... bener banget.