8 Perbedaan Antara Traveller Jadul dengan Traveller Jaman Now

Mirwaners! Aktivitas travelling di jaman now memang lagi hits. Mulai dari yang muda hingga yang tua. Mereka semua senang melakukan aktivitas travelling. Hal ini dikarenakan adanya teknologi yang makin canggih sehingga kegiatan travelling jadi lebih mudah. Bahkan, tanpa paket tour pun, banyak yang bisa travelling secara mandiri. Beda dengan jaman dulu, kegiatan travelling tidak semudah zaman sekarang. Berikut ini adalah 8 berbedaan antara traveller jadul dengan traveller jaman now.

1. Traveller Jaman Dulu gak mampu berekspektasi tinggi

Traveller jaman dulu gak mampu berkekspektasi tinggi soal destinasi yang akan di kunjungi. Soalnya referensi tentang destinasi tersebut sangat sedikit bahkan sangat susah dicari. Dulu orang harus membeli buku terlebih dahulu untuk mencari informasi. Tapi zaman sekarang para traveller hanya perlu buka Google di HP, semua informasi ada sehingga bisa bikin itinerary sendiri, mencari jalan sendiri ke suatu destinasi juga jadi mudah. Bahkan banyak sekali review-review destinasi wisata yang bisa dijumpai di internet sehingga traveller jaman now bisa berkekspektasi tinggi dengan destinasi wisata yang akan di kunjungi.

Seperti yang biasanya ku lakukan, ketika aku akan mengunjungi tempat baru, aku akan mencari tahu terlebih dahulu tentang destinasi tersebut dari berbagai sumber di Google. Contohnya, ketika kemaren aku pertama kali pergi ke Nusa Tenggara Timur, aku mencari informasi terlebih dahulu tentang provinsi tersebut, wisata apa saja yang ada, bahasa seharian mereka, tempat-tempat recommended, tempat penginapan, dan segala macamnya.

[next]

2. Traveller jaman dulu harus bawa cash

Syukur deh bagi kita yang travelling di jaman milenial ini. Jaman dulu, saat travelling harus bawa uang cash. Iya dong, dulu kan belum ada ATM, credit card, dan segala digital payment. Tapi zaman sekarang, kalau kita lagi kehabisan uang ditengah jalan, kita dengan mudahnya minta transfer uang dengan orang tua, teman, atau dengan siapa pun yang bisa transfer saat itu juga. Mau transfer pun gak perlu repot-repot, hanya tinggal menuju ke ATM. Bahkan kini transfer dan pembayaran pun bisa dilakukan dari HP.

[next]

3. Traveller jaman dulu susah nyari teman travelling

Gak hanya susah nyari informasi buat referensi, bahkan traveller jaman dulu susah nyari teman buat diajak travelling. Bayangkan deh, dulu nyari teman travelling kudu ketemu dijalan dulu. Tapi zaman sekarang, sudah banyak situs web atau forum dan bahkan aplikasi yang bisa digunakan para traveller untuk janjian ketemu dengan traveller lainnya di suatu destinasi wisata. Kemaren saat travelling ke Singapura, sebelumnya aku sudah mendapat teman orang Singapura dan beberapa artis dari Indonesia seperti Danang, Febrian dan Tommy Boly lewat Facebook. Kebetulan mereka suka jalan-jalan juga. Jadi, saat travelling ke Singapura, aku gak perlu nyari-nyari teman lagi.

[next]

4. Traveller jaman dulu susah ngecek kabar

Memang sih traveller jaman dulu bisa cek kabar dan ngasi tau kabar ke orang lain bahwa dia sudah berada di suatu daerah dengan selamat. Tapi ribet pastinya, harus nyari wartel dulu buat nelepon. Banyangkan deh, kalau lagi diluar negeri, udah berapa tu biaya telponnya. Kalau sekarang mah gampang banget. Ada WhatsApp, BBM, LINE, Messenger dan aplikasi chat lainnya dan WiFi juga ada dimana-mana. Dan lebih murah pastinya. Sehingga parasaan rindu dengan orang jauh pun mudah teratasi.

[next]

5. Traveller Jaman Dulu Kalau ambil foto harus hitung-hitungan

Zaman dulu, kalau ambil foto harus mikir-mikir dulu, harus hitung-hitungan supaya strip filmnya cukup untuk ambil foto di destinasi berikutnya. Zaman sekarang, teknologi sudah jauh berkembang. Gak perlu takut kehabisan strip film dimana kapasitasnya hanya sedikit. Zaman sekarang hanya perlu bawa kamera digital dan beberapa memory eksternal dimana bisa menampung ribuan foto dalam 1 memory eksternal sehingga gak perlu pelit untuk mengambil foto.

[next]

6. Traveller jaman now pasti ada yang gak tau tentang Fiskal

Kalau kalian merupakan traveller jaman now, wajar aja sih kalau kalian gak tau apa itu fiskal. Fiskal ini adalah pajak keberangkatan ke luar negeri. Jadi zaman dulu, setiap kali para traveller berangkat ke luar negeri, Warga Negara Indonesia diwajibkan membayar fiskal terlebih dahulu sekitar Rp 1 juta. Jadi pada jaman itu, kalau ada orang yang pergi ke luar negeri, berarti dia tergolong Crazy Rich Indonesian.

Begitu juga dengan VISA. Dulu para traveller kalau ingin ke luar negeri harus bayar visa terlebih dahulu dan biayanya mehong bingits. Kalau ssekarang mah ke negara tetangga aja malah bebas VISA. Bahkan, negara-negara yang cukup jauh dari Indonesia pun sekarang mulai banyak yang memberlakukan VOA (Visa On Arrival)

[next]

7. Orang Dulu Travelling karena kebutuhan, sekarang? Hanya untuk kekinian

Orang dulu sih, travelling memang karena perlu dan butuh untuk refreshing dan menghilangkan penat. Tapi traveller zaman sekarang, travelling hanya karena trend demi predikat kekinian. Bukan malah mempelajari hal-hal baru tentang destinasi yang dikunjungi, bukan malah berinteraksi dengan penduduk lokal, tapi malah sibuk dengan gadget masing-masng. Memang sih gak semua traveller seperti ini. Tapi kebanyakan orang jaman now memang seperti itu.

[next]

8. Traveller zaman dulu lebih handal bersosialisasi

Dikarenakan teknologi, ternyata traveller jaman dulu lebih mudah bersosialisai dibanding dengan traveller jaman now. Traveller zaman dahulu, kalau tersesat di jalan, dia akan bertanya kepada orang-orang di sekitar. Gak seperti sekarang, kalau tersesat dijalan, hanya tinggal buka Google Maps, gak perlu nanya-nanya ke orang disekitar. Orang dulu ponsel aja belum punya, jadi lebih sering bersosialisasi ke orang-orang sekitar mengenai lokasi wisata yang dikunjungi. Traveller zaman now, kehadiran orang lain sudah tidak begitu berarti. Itulah sebabnya traveller jaman dulu jauh lebih handal dalam hal sosialisasi.

Memang sih ada untung dan ruginya di balik segala kemudahan travelling sekarang dan repotnya travelling dulu. Tapi syukuri aja. Setiap generasi memiliki jalannya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat, semakin berkembangnya teknologi, sisi sosial dan kekerabatan justru semakin memburuk seperti mana yang kita alami sekarang ini. Sebagai generasi milenial, kita harus bisa menyiasati, memilah dan menyeimbangkan, agar kegiatan travelling tetap menyenangkan dan sisi sosial tetap berjalan dengan baik. 

Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com

Mirwan Choky