Nah, perjalanan yang ingin ku ceritakan kali ini adalah masih tentang perjalanan ku ke Singapura kemaren. Memang sih, dalam tahun 2018 ini, entah berapa kali sudah aku menapak kan kaki di Negara Singa ini. Kalau ku lihat-lihat lagi rekam jejak ku di Instagram @MirwanChoky, sepertinya dalam tahun ini sudah 6 atau 7 kali gitu deh aku mengunjungi Singapura. Ku ucapkan terimakasih deh kepada Rommentiq yang selalu mensponsori setiap perjalanan ku di tahun ini.
ROMMENTIQ
Ohya, for your information nih ya, Rommentiq ini adalah sebuah Event Organizer yang berbasis di Singapura. Rommentiq ini sudah memiliki paket event yang sudah lengkap. Paket tersebut terdiri dari photographer dan videographer dimana sangat dibutuhkan untuk dokumentasi setiap event. Selain itu, Rommentiq ini juga sudah memiliki artis professional yang siap menghibur para tamu yang datang. Gak hanya itu, Rommentiq juga memiliki media yang selalu siap memberita dan memviralkan event yang di pegang.
Well, back to the topic, kemaren sebenarnya aku ke Singapura dalam rangka untuk menghadiri acara Hari Melayu Sedunia yang diselenggarakan pada tanggal 16 Desember di Kallang Theatre. Aku berangkatnya tanggal 14 dari Pekanbaru langsung ke Singapura naik Scoot. Jarak perjalanan antara Pekanbaru ke Singapura itu cuma 40 menitan doang. Saat di Changi Airport, aku udah di jemput sama teman-teman, mereka adalah Dr. Iqmal, Mas Febrian, Hatta Sikabong, Sri Nirwana dan Mas Henry.
Selalu dipanggil ke ruangan Security Checkpoint Changi Airport
Aku tau mereka pasti sudah lama menunggu aku di bandara Changi. Yang membuat mereka agak lama menuggu itu adalah karena aku telat nyamperin mereka. Soalnya aku selalu dipanggil dan dibawa ke Security Checkpoint oleh bapak imigrasi. Aku juga heran sih entah kenapa setiap kali aku pergi ke Singapura, pasti aku akan di bawa ke ruangan tersebut. Padahal orang-orang lain enggak. Didalam ruangan itu, aku palingan ditanya “Mau ngapain di Singapura?” “Berapa lama di Singapura?” “Tinggal sama siapa?” That’s all! Wasting of time, right? Kenapa aku yang dibawa keruangan itu? Yang lain mulus-mulus aja tuh. Kasi passport, cap jempol, langsung cusss…. Nak, aku, selalu di interogasi terlebih dahulu. Padahal semua dokumen ku lengkap. What have I done wrong, man? Kata teman sih, penyebab aku dipanggil terus sama officer karena nama ku di passport hanya memiliki 1 suku kata, yaitu “MIRWAN”. Dan mereka juga ngeledek, karena muka ku kayak teroris. Well! Whatever lah. Setelah makan ayam goreng di bandara, kami langsung pulang, istirahat.
Keesokan harinya, tanggal 15, kami jalan-jalan mengunjungi beberapa tempat. Di pagi hari, aku bersama mas Febrian dan mas Henry pergi ke IKEA di Pasir Ris. Aku sih baru 2 kali ke IKEA ini. Lihat-lihat barang yang super lengkap dan harganya terjangkau. Pingin bawa pulang rasanya. Tapi karena aku udah diwanti-wanti pada awalnya kalau di Singapura itu bukan tempat shopping. Jadi, aku cuma lihat-lihat aja, numpang foto-foto buat konten Instagram. Soalnya banyak background yang kece disitu.
Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-18
Disiang harinya, semua dari kami pergi ke OCBC Arena. Pada saat itu, di OCBC Arena ada acara Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-18. Kebetulan pada hari itu Singapura menjadi tuan rumah kejuaraan dunia pencak silat yang sudah dimulai sejak hari kamis tanggal 13. Beruntung deh aku bisa datang ke tempat itu, soalnya ini adalah kali ketiga Singapura mengadakan kejuaraan silat tingkat dunia.
Setelah dari situ, kami mengajak Hatta Sikabong jalan-jalan ke beberapa tempat seperti, Gardens by The Bay dan Marina Bay Sands. Soalnya ini baru pertama kali dia menginjakkan kaki di negeri Singa ini. Gardens by The Bay ini merupakan tempat yang sangat indah dan sering dikunjungi oleh para turis. Dan Marina Bay Sands ini merupakan tempat elit yang ada di Singapura yang katanya hanya orang-orang berduit yang bisa masuk ke tempat ini. So, welcome to the club, Hatta!
Alek Gadang 2018
By the way, sebelum pulang ke rumah, kami menyempatkan diri untuk menghadiri acara Alek Gadang 2018, sebuah acara perayaan Budaya Minangkabau yang diselenggarakan oleh Asosiasi Minangkabau Singapura. Acara ini berlokasi di Wisam Geylang Serai. Yang membuat ku tertarik di acara ini adalah permainan KIM nya. Karena, jujur, meskipun aku orang Sumatera, baru kali ini aku tau tentang permainan KIM ini. Ku coba cari di Google, KIM ini adalah salah satu permainan khas minang yang santai dan unik. Kenapa unik? Karena hanya dipermainan inilah kita bisa melihat permainan yang bisa menggabungkan hiburan musik sekaligus dengan game berhadiah. “Dasar lu, Chok! Orang Sumatera macam apa kamu? Kok baru tau tentang KIM?”
Hari Melayu Sedunia
Keesokan harinya yaitu tanggal 16, kami pun hadir diacara yang kami tunggu-tunggu, yaitu acara Hari Melayu Sedunia yang diselenggarakan di Stadium daerah Kallang di mana orang laut Singapura dulu mula bertapak . Acara ini berkolaborasi dengan acara Belitung International Travel Fair. Kelompok kami memiliki 4 booth untuk jualan diacara tersebut. Teman ku, Hatta Sikabong si anak Belitung, dia mengambil kesempatan untuk menunjukkan hasil kerajinan tangannya diacara tersebut. Amazingnya, barang-barang yang dijual Hatta laku keras. Bahkan merupakan booth yang terlaris diacara tersebut. Dia menjual tanjak tas dan barang-barang unik lainnya yang merupakan hasil kerajinan tangannya sendiri. Sedangkan Sri Nirwana dan Mas Febrian menghibur para tamu terhormat yang datang dengan mempersembangkan lagu-lagu Melayu diatas panggung. Setelah beberapa jam kemudian, acara selesai , badan capek, hati senang, kami pun pulang. Sampai rumah, kami pun packing-packing karena esok waktunya pulang ke Indonesia.Ketinggalan Pesawat
Pagi pun tiba, siap-siap ke bandara. Aku dan Sri pulang di hari itu. Sedangkan mas Febrian dan mas Henry pulang esoknya. Tapi sialnya, aku telat check in pesawat di bandara. Walhasil, aku gak jadi pulang di hari itu. Seumur-umur baru kali ini aku ketinggalan pesawat. Memang sedih dan kesel rasanya. Akhirnya aku menunggu di jemput lagi sama Dr. Iqmal untuk pulang ke rumah lagi. Beberapa jam kemudian, Dr. Iqmal bersama mas Febrian dan mas Henry datang yang kebetulan lagi menghantar Hatta Sikabong ke bandara.
Belajar Naik MRT
Mumpung lagi ada waktu, aku, mas Febrian dan mas Henry pun jalan-jalan ke ION Orchard. Window Shopping dan kulineran. Jalan-jalan ke Esplanade dan Merlion buat foto-foto. Nyobain naik MRT. Jujur, ini baru pertama kali aku naik MRT. Memang sih, sebagai traveller, aku harus bisa dong naik MRT, harus bisa bagaimana cara beli tiketnya, bagaimana cara pilih rute nya. Dan untungnya, aku sudah mendapatkan pengalaman itu. Ternyata naik MRT itu murah banget. Hanya beberapa cent sudah bisa pergi kemana-mana. Sebelum kami pulang karena memang udah malam, kami sempatkan diri untuk mengunjungi Sentosa, Universal Studio Singapore. Kata orang-orang sih, belum dianggap pergi ke Singapura kalau tidak berfoto di Universal Studio.
Jalan-jalan ke Raffles Institution
Anyway, tiket kepulangan ku di booking lagi dan aku pulang pada tanggal 20. Fix! Selama seminggu aku di Singapura. Dikarenakan esoknya masih ada waktu, kami pun keesokan harinya jalan-jalan ke Raffles Institution. Raffles Institution ini merupakan tempat kuliahnya Dr. Iqmal waktu dulu. Untuk masuk ke Raffles Institution ini, kami kemaren harus menyerahkan kartu identitas dan kami mendapatkan badge dari satpam yang jaga. Badge ini sebagai tanda kalau kita diizinkan untuk masuk. Sebenarnya tujuan kami pergi tempat ini karena ingin ketemu seseorang. Tapi dikarenakan orangnya lagi gak ada, kami pun langsung menuju ke Raffles Archieves & Museum. Didalam museum ini ternyata banyak terdapat barang-barang antik tentang Raffles.
Setelah selesai dari Raffles Archieves & Museum, kami meneruskan perjalanan ke National Museum of Singapore. National Museum of Singapore ini merupakan salah satu museum tertua di Singapura. Sejarahnya dimulai dari tahun 1849, awalnya merupakan perpustakaan dari Singapore (Raffles) Institution. Setelah sempat berpindah-pindah, museum ini akhirnya berlokasi secara tetap di Stamford Road sejak tahun 1887. Wow! Ternyata udah lama juga ya umur museum ini.
Indonesian Appreciation Gala Dinner 2018
Gak hanya sampai disitu perjalanan kami, kami melakukan perjalan ke tempat lain juga. Kebetulan dr. Iqmal dapat undangan untuk menghadiri acara Indonesian Appreciation Gala Dinner. Jadi, kami pun ikut dia ke acara tersebut. Ternyata diacara tersebut ada sebanyak 250 investor, pemilik usaha, CEO dan pelaku usaha asal Singapura memadati ballroom utama Hotel Pan Pacific Singapura. Katanya sih, kegiatan tahunan yang sudah diselenggarakan sejak tahun 2017 ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada pelaku usaha Singapura dan Indonesia yang sudah berkontribusi untuk melakukan investasi, impor produk Indonesia dan aktif memasarkan potensi wisata Indonesia.
Setelah acara itu, aku dan dr. Iqmal mengantar mas Febrian dan mas Henry ke bandara Changi. Mereka pulang pada hari itu ke Indonesia. Well, begitulah pengalaman ngetrip ku selama seminggu di Singapore kemaren. Kira-kira kalau kalian ke Singapura, mau jalan-jalan kemana aja sih?
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com
