Mungkin kalian bertanya, Blackpaint Art itu apaan sih? Well, Blackpaint Art itu merupakan salah satu pusat percetakan alias Digital Printing di Pekanbaru. Cetak apa? Banyak! Cetak spanduk, PIN, sablon Mug, pokoknya Advertising, Konveksi dan Souvenir gitu deh.
Jadi, Blackpaint Art kemaren itu ngadain semacam Family Tour ke Sumatera Barat. Asik dong bisa main-main ke Sumatera Barat, apalagi ke Pulau Setan, tempat yang belum pernah ku kunjungi. Kemaren kami pergi kesana dari Pekanbaru naik bus. Berangkat jam 10 malam, sampai ke Sumbar udah pagi. Gak kerasa sih dalam perjalanan, soalnya kami tidur. Ketika bangun pagi, eeh udah nyampe ke Sumbar aja.
Pemandian Air Panas
Meskipun udah nyampe Sumbar, tapi kami belum nyampe destinasi tujuan lho yaitu di Pulau Setan. Tapi sambil menuju destinasi, kami singgah ke beberapa tempat. Pertama-tama kami singgah di tempat pemandian air panas yaitu di Pemadian Air Panas Bukit Kili karena kami mau mandi. Udah pagi ya mandi dong. Pemandian Air Panas Bikit Kili ini merupakan salah satu objek wisata yang unik di Kabupaten Solok. Lucunya, ketika melihat tempat pemandian ini, beberapa dari kami jadi batal mandi. Karena di tempat pemandian air panas ini terlalu ramai orang yang mandi juga. Dan mereka juga berfikir kalau air ditempat pemandian ini gak ngalir sehingga air bekas sabun orang sebelah bakal ngenain mereka. Padahal airnya mengalir kok, airnya terus berganti. Jadi, di tempat pemandian air panas ini kami mandi sepuasnya dan berendam. Uniknya, kata orang-orang sih, kalau kita berendam dengan air hangat disini, kita bisa mengobati berbagai macam penyakit dan sangat baik untuk kesehatan, gitu katanya.
Masjid Raya Sumatera Barat
Setelah mandi-mandi, kami lanjut perjalanan menuju ke Masjid Raya Sumatera Barat karena mau menjalankan ibadah shalat jumat. Masjid Raya Sumatra Barat ini merupakan masjid terbesar di Sumatra Barat yang terletak di Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Dan aku baru tau kalau Masjid Raya Sumatera Barat ini juga merupakan salah satu destinasi yang populer di wilayah Padang, Sumatera Barat. Karena sebagai destinasi religi, masjid ini memiliki keunikan dan manfaat yang sangat menginspirasi. Ntar deh ku ceritain lagi tentang Masjid ini.
Pulau Setan
Abis shalat jumat, kami lanjutkan perjalanan menuju destinasi. Hanya sekitaran beberapa jam, akhirnya kami sampai ke Pulau Setan, sebuah Kawasan Wisata Terpadu Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. Untuk menuju ke Pulau Setan ini kita harus menggunakan perahu yang bisa kita sewa ditempat yaitu dari dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Carocok Tarusan. Saat menuju ke Pulau Setan, kami sempat singgah ke pinggir sebuah pulau, lupa apa nama pulaunya. Kami terjun ke air dan snorkeling disitu. Airnya jernih cuy. Batu karangnya bisa kelihatan dari atas.
Setelah mandi, kami terus menuju ke Pulau Setan. Kenapa ya Pulau ini dinamai dengan Pulau Setan? Emang ada setannya ya? Padahal kalau sekilas melihat dari jauh, tidak tampak sesuatu yang menyeramkan kok di Pulau Setan ini. Setelah ku coba search di Google, ternyata oh ternyata, nama asli pulau ini adalah Pulau Sultan, bukan setan. Karena lidah orang ya gitu, sultan lama-lama jadi setan. Jadi sebenarnya Pulau Setan ini berubah nama karena lafal orang setempat, bukan karena ada kisah seram yang dibayangkan. Malahan disaat perahu mulai mendekat ke Pulau Setan, tampak sejumlah tempat duduk dan sejumlah wisatawan. Ternyata Pulau Setan ini adalah salah satu pulau yang paling sering dikunjungi wisatawan untuk bersantai. Kita bisa melihat adanya sejumlah warung sederhana hingga kursi kayu untuk duduk-duduk santai yang disediakan oleh penduduk setempat. Begitu menginjak kaki di pulau ini, kami pun enjoy, menikmati setiap inci pulau ini, main game, main perahu banana boat, donat boat, berenang dan macam-macam lagi.
Tapi sayangnya, kami gak sempat melakukan hiking singkat ke puncak yang disebut Puncak Puvy. Puncak yang ada papan nama dan bendera merah putih yang tentunya keren banget buat spot foto selfie. Terlebih lagi, di puncak ini kita bisa melihat lebih luas pemandangan laut dan pulau-pulau lain disekitarnya. Tapi jujur, pulau Setan ini indah banget.
Bukittinggi
Bukittinggi adalah destinasi kami selanjutnya. Di Bukittinggi lah kami istirahat dan menginap karena udah mau malam. Melepaskan lelah-lelah yang tersisa. Lelah-lelah karena melewati wisata alam Sumbar yang begitu beragam, laut, pantai, gunung, danau, dan tentunya objek wisata tersebut sangat mengagumkan. Bahkan di akhir tahun 2012 Nagari Pariangan, salah satu desa di Tanah Datar, termasuk dalam daftar desa terindah di dunia versi Budget Travel, bersanding dengan beberapa desa lainnya dari Swiss, Perancis, Ceko dan Kanada. Keren bukan?
Lubang Jepang
Keesokan harinya, kami menelusuri Lobang Jepang. Lobang Jepang, kedengarannya memang agak seram. Tapi sebenarnya memang agak seram, eh gimana sih. Lubang Jepang ini merupakan salah satu objek wisata sejarah yang ada di Kota Bukittinggi. Lubang Jepang adalah sebuah terowongan perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepang sekitar tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan. Lokasi Lubang Jepang ini gak jauh amat sih dari Jam Gadang. Sekitar 15 menit doang jalan kaki.
Souvenir Bukittinggi
Setelah puas menjelajah Lubang Jepang, kami nyoba istirahat di tempat jual souvenir yang tidak jauh dari Lubang Jepang. Salah satu nama tempat jual souvenir dan oleh oleh di Bukittinggi yang kami kunjungi adalah Sulaman Pesona Minang. Ditempat ini ada banyak jual souvenir. Beberapa teman ku beli Lukisan Dinding, Baju Kapuyuak, dan macam-macam lagi. Tapi aku gak beli apa-apa. Malas aja bawa tentengan kalau lagi jalan-jalan kayak gini.
Jam Gadang
Setelah 15 menit kami berjalan kaki dari Lubang Jepang, akhirnya kami nyampe di Jam Gadang. Kami mian-main ke Jam Gadang dan menjelajah tempat beli souvnier di sekitar Jam Gadang. Sebagian dari kalian pasti sudah tau kalau Jam Gadang ini merupakan sebuah menara jam yang sangat besar yang berada di pusat Kota Bukittinggi. Dari nama “Jam Gadang” aja kita sudah tau kalau jam ini berukuran besar. Menara Jam kebanggaan Bukittinggi ini berukuran seluas 13×4 meter dengan tinggi 26 meter ini merupakan salah satu iconic-nya Bukittinggi lho. Jadi, belum dikatakan ke Bukittinggi kalau kalian belum sampai ke Jam Gadang. Setelah berfoto ria di Jam Gadang, kami pun makan siang dan kembali menjelajah tempat jual souvenir disekitar Jam Gadang, dan setelah itu lanjut perjalanan ke Lembah Harau.
Lembah Harau
Nah, sebelum pulang ke Pekanbaru, destinasi terakhir kami adalah Lembah Harau. Lembah Harau ini merupakan salah satu lembah yang indah di Indonesia. Dari Bukittinggi menuju ke Lembah Harau ini memakan waktu sekitar 1,5 jam. Pokoknya kami kemaren gak sia-sia ngabisin waktu segitu menuju ke Lembah Harau karena sepanjang perjalanan kami disuguhkan suasana alam pegunungan dihiasi jejeran air terjun indah setinggi sekitar 100 meter.
Saat masuk ke lokasi ini, palingan ada pengamen di jalan yang pingin masuk ke bus kami. Katanya sih, kalau pengamen ini gak dikasi ngamen di bus kita, mereka bakalan berulah dengan kita seperti bus kita akan dilempari dengan batu. Ya begitu lah kata teman ku yang udah beberapa kali ke tempat ini. Pokoknya cari aman aja dah kami kemaren. Biar aja mereka masuk ke bus kita dan ngamen sambil menuju ke lokasi, yaitu di Lembah Harau. Jadi, begitulah pengalaman kami saat mengunjungi lokasi wisata di Sumatera Barat. Seru banget dah. Entah kapan aku bisa kesana lagi.
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com
