Malam sudah tiba. Di HP ku menunjukkan jam 8.40 malam hari jumat 18 Februari 2022. Aku menunggu jemputan dari teman-teman ku. Agak lama sih aku duduk di warung bakso di pinggir jalan dekat kosan, menunggu mereka sambil makan bakso. Kami rencananya ingin liburan ke bukit Cinangkiak, Kebun Teh Danau Kembar dan Puncak Lawang, Sumatera Barat. Soalnya tempat wisata di Sumatera Barat itu keren-keren.
Biasanya aku selalu menolak ajakan jalan-jalan ke Sumatera Barat. Soalnya aku selalu mabuk dalam perjalan jauh kalau perginya pakai mobil. Apa lagi mobilnya pakai wangi-wangian dan hidupin AC. Tapi entah mengapa ajakan kali ini aku langsung meng-iya kan. Mungkin karena aku penasaran dengan Bukit Cinangkiak, soalnya aku belum pernah berkunjung kesana.
Oke, kembali ke cerita awal. Setelah sekitar 20 menit, akhirnya mereka sampai juga di tempat aku menunggu. Dan kami pun langsung tancap gas menuju ke Sumatera Barat dari Pekanbaru. Ohya, kami sebelumnya sudah mengumpulkan biaya ke Rahma sebagai bendahara (Hahaa… bendahara gak tuh?) untuk biaya perjalanan. Kami masing-masing mengumpulkan sebesar Rp. 500.000 untuk biaya liburan kami ke Sumatera Barat. Kami berlima orang, aku, Abdul, Azwan, Yani dan Rahma. Jadi, total uang yang terkumpul sebanyak Rp. 2.500.000. Cukup lah ya untuk jalan-jalan ke Sumbar.
Sekitar 7 jam kemudian, akhirnya kami sampai ke Sumatera Barat. Agak lama sih, soalnya kami banyak berhenti istirahat saat dalam perjalanan. Aku baru nyadar kalau perjalan kali ini aku gak mabuk perjalanan. Aman sentosa sampai tujuan tanpa mual dan mabuk. Setelah melakukan berbagai survey, akhirnya aku mendapat trik bagaimana cara agar tidak mabuk saat perjalanan. Caranya adalah dengan tidak main HP saat berada di mobil. Dan hasilnya terbukti, aku tidak mabuk sama sekali saat perjalanan ke Sumbar.
Kebun Teh Danau Kembar
Untuk titik awal, kita menuju ke kebun teh terlebih dahulu, yaitu di Danau Kembar. Untuk masuk ke kebun teh ini, kami bayar biaya masuk sebesar Rp. 10.000 per orang di pintu gerbang. Ketika masuk, aku langsung merasakan suasana yang dingin dan diselimuti embun. Sangking dinginnya embun pun berkumpul di sekitran kebun teh yang nyata dan sangat alami. Karena berada di perbukitan dan pegunungan membuat suasana semakin dingin. Setelah beberapa menit kemudian, mata hari pun muncul, embun pun hilang. Meski sinar matahari sudah menerpa kebun teh itu, tapi aku masih merasakan cuaca dingin. Kami pun tidak menyianyiakan kesempatan itu. Kami langsung menikmati indahnya pemandangan itu, berfoto ria dan bikin video konten lucu. Hehehe… NIh video nya :
@mirwanchoky Ketika tidak ada haram di dunia. #fyp #fypã‚· #tiktoktainment ♬ original sound - Mirwan Choky
Bukit Cinangkiak
Setelah selesai menikmati indahnya kebun teh di Danau Kembar, kami langsung menuju ke Bukit Cinangkiak. Bukit Cinangkiak merupakan salah satu wisata yang berada di Singkarak, Solok dengan lokasi di atas bukit. Kalau aku lihat-lihat di Google sih, bukit Cinangkiak itu bagus kali. Di Bukit Cinangkiak, ada banyak wahana permainan seperti yang ada di Dufan sehingga orang-orang menyebutnya dengan Dufannya Sumatera Barat. Akses jalan ke wisata ini agak menantang sih karena lokasinya yang berada di atas bukit sehingga banyak tanjakan dan tikungan. Tapi itu semua terbayarkan ketika sudah sampai ke lokasi.
Saat kita memasuki lokasi, kami membayar Rp. 20.000 per orang untuk biaya masuk, ditambah Rp. 10.000 untuk biaya parkir mobil. Setelah masuk, kami melihat ada berbagai macam wahana yang tersedia seperti, ATV, Big Disk, Kora-kora, Carousel, Control Plan, Launch Tower, Motor UFO, Octopus, Odong-odong/Kerata Api, Ontang Anting, Pendulum, Rainbow Slide, Roller Coaster, Boomboom Car, Top Spin, dan Waterboom.
Tapi sayangnya, kami gak bisa main di semua wahana, soalnya Yani, Rahma dan Azwan, tidak bisa ikut main karena wahananya terlalu ekstrim. Sementara aku dan Abdul enjoy-enjoy aja mah. Hehe… Jadi, wahana yang bisa kami main bersama-sama adalah :
1. Roller Coaster
Roller Coaster nya kelihatan ekstrim sih. Makanya beberapa dari kami agak ragu mau main. Takut jatuh katanya. Tapi akhirnya kami beli tiket Roller Coaster di tempat beli tiket. Tarifnya hanya Rp. 30.000 per orang. Pas saat mau naik Roller Coaster, Azwan gak jadi naik. Dia takut! Hahaha… akhirnya cuma kami berempat yang naik Roller Coaster. Aku gak lupa dong ngevlog pakai HP saat di Roller Coaster. Soalnya pingin lihat gimana ekspresi kami saat naik Roller Coaster. Dan ternyata mata ku ku pejamkan disepanjang Roller Coaster, soalnya gak berani melihat tanjakan-tanjakan gitu. Rahma langsung shock setelah naik Roller Coaster. Ohya, HP ku hampir saja jatuh woy!!! Soalnya kenceng kali belok-beloknya. Untung HP nya ku pegang kuat-kuat.
2. Rainbow Slide
Setelah puas main Roller Coaster, kami pun nyobain Rainbow Slide. Rainbow Slide ini merupakan seluncuran yang berwarna warni. Kita naik seluncurannya dengan ban yang sudah disediakan. Rainbow Slide ini gak ekstrim sih, tapi enjoy aja naik seluncuran pelangi dari atas sampai bawah.
3. Boomboom Car
Jujurly, aku tuh belum pernah naik mainan anak kecil gini. Soalnya takut ambruk aja tu mobil-mobilan kalau aku naik. Secara berat badan ku sekarang udah 93 kg. Tapi ku lihat disana banyak juga orang dewasa yang naik mobil-mobilan itu, aku jadi penasaran dan pingin ikut naik juga dong. Kami pun beli tiketnya Rp.30.000 per orang, dan masuk ke wahana. Awalnya aku bingung, ini cara mainnya gimana. Soalnya aku belum pernah nyoba. Tapi aku coba aja pijak-pijak pedal yang ada di kaki, eh langsung bergerak dong mobilnya. Ternyata asik juga naik Boomboom Car ya.
Kami sebenarnya pingin berenang juga di Waterboom nya, tapi sudah gak sempat. Jam sudah menunjukkan pukul 5.45 sore, sementara wisata Cinangkiak ini tutup pada pukul 6 sore. Akhirnya kami pulang aja dengan sedikit kecewa. Saat menuju ke parkiran mau pulang, Abdul bilang kalau dia pingin datang ke sini lagi pingin cobain semua permainan yang ada. Aku juga sih, belum puas sebenarnya main-main di Bukit Cinangkiak ini.
Jam Gadang, Bukittinggi
Hari sudah mau magrib, kami langsung menuju ke Jam Gadang, Bukittinggi. Karena mau istirahat sebentar sambil makan malam dan ngemil kulineran yang ada di sekitaran Jam Gadang. Ternyata di malam hari ada berbagai macam jualan di sekitar Jam Gadang. Mulai dari jualan pakaian, souvenir, makanan, dan macam-macam lagi. Setelah makan malam, kami pun coba sekedar Window Shopping dan nyobain kuliner di pinggiran Jam Gadang. Beli sosis bakar, tapi harganya bikin kaget, 10.000 per tusuk. Tapi rasanya worth it kok. Terus kami mencoba Jasuke alias Jagung Susu Keju, cuma 5000 per cup kecil. Rasanya not bad lah. I enjoy it sampai tetesan terakhir. Haha… Gak cuma itu, kami pun pingin coba yang lain, kerupuk kuah, langkitang, makan di pinggir jalan sambil lihat-lihat para wisatawan lain yang menikamti indahnya malam hari di Jam Gadang Bukittinggi.
Setelah puas dan kenyang, kami langsung menuju ke rumah saudaranya Rahma. Kami bermalam disana. Lumayan, kan! Hemat budget. Gak perlu pesan hotel buat tidur malam. Setelah sampai di rumah saudaranya Rahma, kami masih juga disuguhi makanan. Dah lah.. ndak sanggup lagi perut. Wkwkw…
Puncak Lawang
Keesokan harinya, kami kembali mengembara. Perjalan dilanjutkan. Kami menuju ke Puncak Lawang. Puncak Lawang merupakan tempat wisata di Sumatera Barat yang bisa sekaligus menikmati panorama Danau Maninjau dari ketinggian. Tak main-main, ketinggiannya hingga mencapai 1210 mdpl. Saking tingginya, kami bisa menikmati keseluruhan view danau yang luasnya mencapai 100 km².
Saat menuju ke Puncak Lawang ini, ada sebuah kejadian yang bikin deg-degan. Jadi, awalnya kami menuju ke Puncak Lawang hanya bermodalkan Google Maps. Biasanya kan Google Maps menyarankan jalan yang paling cepat sampai. Dan kami pun mengikuti jalan yang disaranakan oleh Google Maps menuju ke Puncak Lawang. Setelah beberapa menit kemudian mengikuti jalan itu, kok suasananya agak serem dan sunyi gitu ya? Seremnya bukan karena hantu sih, tapi jalannya itu lho, di atas bukit, jalannya kecil, menanjak, menurun dan menikung dengan curam. Bahkan ada beberapa tanjakan yang langsung menikung ke kiri, mana jalannya kecil, diatas bukit lagi. Kalau tergelincir dikit, ya udah, auto beda alam lah. Kami di dalam mobil hanya terdiam menyaksikan pemandangan ini. Mungkin diantara kami ada yang sedang berdoa dalam hati. Kayaknya ada deh lebih dari setengah jam kami berada dijalan jurang gitu. Tapi Alhamdulillah, Abdul sebagai supir, bisa melewati jalan siratal mustaqim itu. Kami menguncap syukur ketika melihat adanya rumah warga dan mobil lain disitu. Itu tandanya kami berhasil melewati jalan yang bikin jantung copot itu. Ternyata sebenarnya kami salah jalan. Jalan yang kami lewat tadi itu hanya untuk pemotor kayaknya. Alhamdulillah lah pokoknya, selama perjalanan gak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kilang Tebu Tradisional Katayo
Puncak Lawang udah dekat. Sebelum masuk ke Puncak Lawang, kami ketemu dengan Kilang Tebu Tradisional Katayo. Ada ramai wisatawan yang berhenti disini. Kami pun ikut berhenti dan menyaksikan proses pembuatan gula tebu. Aku baru tau lho ternyata gula merah juga bisa dibuat dari tebu. Kami dipersilakan untuk nyicipin. Rasanya manis. Ya iya lah manis. Kan dari tebu. Hehe… Rahma pun beli Rp.20.000, dapat banyak lho. Proses pembuatan tebu ini menggunakan tenaga kerbau untuk pemerasan air tebu dari batang tebu. Ternyata disini tu adalah tempat beli oleh-oleh khas Lawang seperti Saka Lawang, kripik Ubi Jalar, Kripik Talas, Kacang Goreng, Kacang Telur, Kacang Tojin, Kipang Kacang, dan macam-macam lagi. Selain itu, ada juga jual air tebu dan gula semut. Setelah membeli beberapa oleh-oleh, kami langsung menuju Puncak Lawang yang hanya beberapa menit dari sini.
Setelah sampai, kami langsung masuk ke Puncak Lawang. Saat masuk, kami membayar 25.000 per orang, udah termasuk parkir mobil. Di Puncak Lawang ini kami menyaksikan pemandangan yang indah banget. Panorama Danau Maninjau terlihat indah dan sempurna, ini terlihat dari atas bukit. Dari atas sini, kami melihat permukaan air yang biru memantulkan gambar awan di langit. Ditambah dengan bukit-bukit hijau mengitari danau tampak menawan. Dan diatas nya ada beberapa orang yang sedang terbang dengan paralayangnya. Iya, memang Puncak Lawang diklaim sebagai salah satu tempat paralayang terbaik di Asia Tenggara lho.
Kami pun bersantai lesehan dengan menyewa tikar karpet yang ada disitu, hanya 10.000 Kami bersantai dibawah pohon rindang, dilereng bukit, dan dihadapi dengan pemandangan yang luar biasa, sambil merayakan ulang tahun Azwan. Selamat ulang tahun ya, Azwan. Semoga segera anu. Amin!!! Setelah menikmati indahnya Puncak Lawang, akhirnya kami beranjak pulang ke Pekanbaru.
Liburan kali ini memang sangat mengesankan. Ada berbagai macam hal dilalui selama dalam perjalan. Mulai, dari gembira, deg-dengan, capek, senang. Semuanya menjadi satu. Pingin deh liburan lagi ke tempat wisata di Sumatera Barat. Khususnya di Cinangkiak. Pingin nyobain Waterboomnya.
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com
