Asiknya Mancing Ikan di Pelabuhan Malahayati Aceh

Gimana sih sejarah Pelabuhan Malahayati ini?
Malahayati? Ya, kayak nama perempuan ya. Mbak Wiki bilang, Malahayati itu adalah nama dari salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Nama aslinya adalah Keumalahayati. Ayah Keumalahayati bernama Laksamana Mahmud Syah. Malahayati ini dulu memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal, dan mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati.
Untuk menghargai jasa beliau, nama beliau dipakai untuk nama seperti nama Universitas, Universitas Malahayati yang terdapat di Lampung. Nama jalan di berbagai wilayah Indonesia. Nama salah satu kapal perang TNI Angkatan Laut yaitu KRI Malahayati, dan juga nama pelabuhan laut di Teluk Krueng Raya, Aceh Besar dinamakan dengan Pelabuhan Malahayati.
Nah, untuk pelabuhan Malahayati, Pelabuhan malahayati ini adalah sebuah pelabuhan yang ada di Aceh seperti yang saya sebutkan tadi. Dulu sebelum Tsunami tahun 2004, pelabuhan ini merupakan salah satu pelabuhan yang menghubungkan Aceh dengan Kota Sabang. Tapi semenjak ada Pelabuhan Ulhe Lhee di Banda Aceh, aktifitas pelayaran menuju pulau Weh (Kota Sabang) di alihkan ke pelabuhan Ulhe Lhee.

Dimana si lokasinya? Terus, apa aja sih keindahan Pelabuhan Malahayati?
Pelabuhan yang berlokasi di daerah Krueng Raya, sekitar 35 Km dari Kota Banda Aceh ini tetap banyak dikunjungi oleh orang. Terkadang para pengunjung berkunjung hanya untuk menyaksikan indahnya sunset dari pelabuhan yang memiliki nama pejuang perempuan paling perkasa ini. Selain untuk menikmati sunset, para pengunjung juga terkadang membawa pancing ikan untuk memancing ikan dipelabuhan tersebut, seperti yang saya lalukan kemaren. Kemaren saya dan teman-teman saya memancing ikan di pelabuhan ini. Lumayan dapat juga ikan. Sampai ke rumah langsung di goreng. Memang keindahan alam Aceh Besar itu selalu memberikan makna untuk selalu bersyukur kepada tuhan sang pencipta alam semesta. Bagi anda yang sudah sampai ke Aceh atau lagi di Aceh, saya rekomendasikan untuk berkunjung di pelabuhan ini.
kalo liat pelabuhannya sekilas jadi teringat waktu saya masih di Painan, Sumbar :)
BalasHapushehehe
btw, namanya mirip nama seseorang ya, malahayati (film tenggelamnya kapal van der wijk: hayati lelah bang)
Oohhh.. ternyata orang Sumbar ya?
HapusHayati lelah bang... Hahahahhaa....
ngomong ngomong soal mancing, aku enggak bakat jadi pemancing
BalasHapusbeberapa tahun lalu pernah nyoba, udah beli perlengkapan nya...
baru dicoba sekali, habis itu peralatannya teronggok di gudang, heuheuheu
Kalau mancing itu sih memang gak bisa dipaksakan yah. Mungkin kurang berminat mancing ikan kali ya. Makanya baru pakai sekali tu peralatan terus gak dipakai lagi. Jual aja peralatannya di OLX. Hehehhe...
HapusMalahayati itu nama orang toh. Baru tahu. Kalau urusan mancing, saya sih ngga terlalu suka. Cuma ayah dan adik saya hobi banget mancing sampai buka toko pancingan juga selalu menang kalo lomba mancing..
BalasHapusIyaaa... dulu Malahayati itu nama orang. Kini dijadikan nama jalan, pelabuhan, dan tempat publik lainnya. Waah... ayah dan adiknya hobby mancing ya... pantesan aja bisa memang lomba mancing ikan. Kerenn!
Hapus