
Namun, terlepas dari fitur-fitur handalan yang ada, setiap toko online pasti mempunya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bagi toko online yang sudah mempunya kelebihan, bisa dipertahankan. Namun, bagi toko online yang mempunyai kekurangan, bisa-bisa saja kekurangan tersebut menjadi sumber masalah, dan menurut saya perlu segera diadakan perubahan atau perbaikan system. Contoh permasalahan yang mungkin bisa diperbaiki yaitu dalam system ongkos kirim barang.
PENGALAMAN BERBELANJA DI TOKO ONLINE
Salah satu toko online yang memberlakukan system ongkir (ongkos kirim) adalah Lazada Indonesia. Saya rasa, toko online yang lain juga memberlakukan system ongkir seperti Lazada Indonesia. Lazada ini adalah toko online dimana tempat saya sering belanja. Yang membuat saya sering ke Lazada kalau belanja online adalah ketersediaan barangnya yang sangat lengkap. Namun, ada satu hal yang menurut saya perlu diperbaiki sistemnya, yaitu system ongkos kirimnya, seperti yang saya sebutkan tadi. Di Lazada mau pun di toko online lain, biasanya, ongkos kirim dihitung per item barang. Seperti pengalaman saya kemaren saat berada di Aceh, saya membeli beberapa item barang di Lazada, seperti Smartphone, Jam Tangan, Solar Charger, Wireless Earphone dan Tripod. Dari beberapa barang tersebut, ongkos kirim dihitung per 1 barang. Disaat itu, ongkos kirim ke Aceh sebesar Rp. 30.000. Artinya, 1 barang yang saya pesan harus bayar biaya ongkir sebesar 30 ribu rupiah. Sedangkan saat itu barang yang saya pesan ada 5 item. 5 x 30.000 = 150.000. Jadi, ongkos kirim dari 5 item barang yang saya pesan adalah Rp. 150.000.
BIAYA ONGKIR
Semenjak itu, saya langsung berfikir, uang ongkir 150 rupiah itu kayaknya bisa buat belanja barang lain jika belanja di toko di sebelah rumah saya. Mending belanja di toko di sebelah rumah dari pada belanja di toko online. Lagian belanja online harus nunggu beberapa hari baru nyampe barang pesanan. Sebenarnya, yang jadi pertanyaan saya tentang system ongkir ini adalah : “Kenapa sih ongkir harus dihitung ber item barang? Kenapa tidak dihitung per package barang aja?” Pada akhirnya, saya pun jadi mikir dua kali kalau mau belanja dengan jumlah item yang banyak di toko online.
MASUKAN & SARAN
Jadi, berdasarkan pengalaman berbelanja online ini, saya dapat beri masukan kepada toko online seperti Lazada mau pun toko online lainnya yang menganut system yang sama. Sebaiknya, jika ada satu orang pelanggan yang sedang memesan barang 1 atau lebih item barang dalam satu waktu, maka sebaiknya ongkos kirim tetap dihitung satu barang walaupun pelanggan tersebut membeli lebih banyak barang. Contohnya seperti ini : Saya, sebagai pelanggan toko online, sedang berada di Aceh. Saya berbelanja barang di Lazada pada jam 7 pagi. Saya membeli barang 5 item, pada jam 7 pagi tersebut. Nah, sebaiknya ongkos kirim barang yang saya belanja tersebut dijadikan satu saja, yaitu tetap Rp. 30.000. Bukan Rp. 150.000. Tapi jika saya belanja lagi pada jam 8 atau jam 9 pagi atau pada sorenya, bisa saja ongkos kirimnya dibedain dengan barang belanjaan yang pada jam 7. Jadi, selama belanja dalam 1 jam tersebut, biaya ongkir dihitung hanya 1 item, karena 5 barang yang dibeli bisa di packing dalam satu bungkusan.
Kenapa dibedain selama 1 jam? Karena sebagain besar pelanggan toko online, salah satunya saya sendiri, membutuhkan waktu untuk menelusuri dan membanding-bandingkan barang-barang yang tersedia di toko online tersebut. Pelanggan tentunya ingin memilih-milih barang yang cocok buat dirinya. Namun dalam system ini, tidak harus per satu jam. Bisa saja per 30 menit atau per 2 jam.
MANFAAT DARI SARAN
Jika system ini diterapkan, maka tentunya bisa memanjakan lagi pelanggan. Pelanggan tidak akan mikir-mikir lagi tentang ongkos kirim saat berbelanja dengan jumlah yang banyak. Mereka pasti dengan senang hati menambah jumlah item barang yang ada ditroli. Jika pelanggan sudah senang, maka barang-barang pun akan banyak dibeli, dan pada akhirnya toko online tersebut laku keras dan mendapat keuntungan.
Demikianlah pengalaman saya tentang berbelanja di toko online. Permasalahan yang saya temui saat berbelanja mungkin tidak terlalu signifikan. Meskipun dibeberapa daerah dibebaskan dari biaya pengiriman barang, namun ada baiknya untuk menerapkan masukan, saran dan ide yang telah saya sebutkan diatas pada daerah yang dikenakan biaya pengiriman barang. Semoga bermanfaat.
Demikianlah pengalaman saya tentang berbelanja di toko online. Permasalahan yang saya temui saat berbelanja mungkin tidak terlalu signifikan. Meskipun dibeberapa daerah dibebaskan dari biaya pengiriman barang, namun ada baiknya untuk menerapkan masukan, saran dan ide yang telah saya sebutkan diatas pada daerah yang dikenakan biaya pengiriman barang. Semoga bermanfaat.
Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com
12 comments
Sarannya apik2. Setuju deh kalo beli barang ongkirnya ya 1 walo itemnya banyak
Iya mbak, pasti mantap kalau sistem ongkir nya dibikin kayak gitu.
Lebih suka BL dripada Lazada... hehehe soalnya bisa berhubungan langsung sama pedagangnya...
Oohh gitu ya mas. Gampang dong bisa langsung hubungin penjualnya,
Saya belanja Lazada rasanya nggak pake ongkir. Apa khusus Jakarta ya? :D
Saya belum pernah belanja di Lazada, tapiii... sarannya boleh juga mas, bisa tekor dong ya kalo gitu caranya
Kemaren domisili di Aceh, kena ongkir. Huhuhu...
Iya mbak, sekali-kali coba deh belanja Online.
semoga E-Commerce yang lain membaca artikel ini,, terutama tokped :D
Mudah-mudahan aja deh 😁
cari yang gratis ongkir aja.. atau ada promo gitu.. mbah klo belanja suka gitu.. yah semoga kedepan bisa gratis ongkir terus hehehe...
Susah nyari yang gratis ongkir mbah, barang pesenan yang kita inginkan yang sesuai dengan selera itu jarang banget gratis ongkir.