
Jambo hatta ini merupakan sebuah gubuk kecil di atas bukit. Lokasinya sekitar 8 kilometer dari Tapaktuan, ibukota Aceh Selatan. Kenapa disebut jambo? Disebut Jambo karena bentuknya berupa gubuk. Meskipun letaknya di atas bukit, tapi jambo itu tetap dibangun menyerupai rumah panggung.
Untuk masuk ke gubuk ini, kita harus melalui sejumlah anak tangga yang harus dinaiki. Secara keseluruhan, gubuk itu terbuat dari kayu. Beberapa bagian tampak sudah terkelupas, seiring usianya yang kian menua.
Jika kita lihat, bangunan 2 lantai ini berasistekkan gaya clasik kas Aceh Selatan tempoe dulu. Katanya sih bagunan ini sudah beberapa kali dipugar. Kini tempat persinggahan wakil Presiden pertama ini menjadi tempat wisata yang juga kaffe tempat, jika melintas anda bisa singgah untuk berteduh atau menikmati suasana disini. Dan sekarang bangunan yang disebut gubuk ini sangat nyaman dan bersih untuk disinggahi. Tempat duduk yang tersedia juga luas dan pondok-pondok yang nyaman untuk menikmati secangkir kopi dan alam yang luar biasa. Kalau ingin memesan menu lainnya juga tersedia.

Tersedia kamar mandi jika anda ingin ke belakang untuk sekedar buang air dan ada mushala untuk menunaikan shalat.
Nah, bagaimana dengan kata “Hatta” diakhirannya? Kalimat di sebuah prasasti yang tertulis dengan huruf kapital di bagian bawah gubuk itu terbaca :

“DI TEMPAT INI, PROKLAMATOR/WAKIL PRESIDEN RI, DRS MOHAMMAD HATTA, BERISTIRAHAT DALAM PERJALANAN KELILING ACEH DI TAHUN 1953, UNTUK MEMPERERAT PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.”

Mirwaners, Jambo itu memang merupakan saksi sejarah ketika Mohammad Hatta berkunjung ke Aceh Selatan di masa awal-awal Indonesia merdeka dulu. Menariknya, kedatangan proklamator RI itu ke Aceh langsung menuju Aceh Selatan, tanpa melalui ibukota Provinsi. Di bukit antara dua gampông itulah Hatta beserta rombongan singgah pertama sekali. Di bukit itu kemudian didirikan sebuah gubuk yang dikenal dengan “Jambo Hatta” yang sebelumnya disebut-sebut dengan “Panorama Hatta”.
Jambo Hatta ini diapit oleh dua gampong: Panjupian dan Lhok Reukam, Kecamatan Tapaktuan. Secara teritorial, Jambo Hatta masuk ke dalam wilayah Gampông Lhokreukam. Gampông ini pun menyimpan keunikan tersendiri. Dulunya di gampông itu terkenal “ketibang” atau kelapa tiga cabang.

Benar sekali, ketika saya berada di lokasi Jambo Hatta ini, saya memandang ke arah Lhok Reukam, saya melihat laut yang luas membentang, mulai dari tengah sampai pecahan buih di bibir pantai. Beberapa perahu kecil milik nelayan menambah keindahan tersendiri gampông tersebut. Ditambah lagi dengan barisan nyiur yang condong ke arah laut. Daunnya tampak rapi dan hijau ranum.
Nah, bagaimana kalau kita melihat ke arah berlawanan? Disann akan tampak pula jalanan berbelok-belok di bukit Panjupian. Tatkala ada mobil yang melintas di atas jalan tersebut, pemandangan sekilas seperti dalam lukisan. Hijaunya pepohonan rimbun, sedangkan pada bagian bawah ada birunya laut, ditambah keberadaan mobil yang melaju, serasa benar asrinya.
Jadi, seperi yang saya sebut sebelumnya. Aceh itu penuh dengan tempat dan pemandangan yang luar biasa indahnya. Saya bersyukur karena telah memiliki kesempatan menginjakkan kaki ditanah Aceh ini.


Yuk follow untuk mendapatkan info-info terupdate dari Mirwans.com
7 comments
Kelapa cabang 3, padahal kalo di daerahku dulu misal ada kelapa cabang pohonnya biasanya rada angker hehe
Bagus ni buat napak yilas sejarah bapak plokamator kita ya
wah cakep juga nih tempatnyam oh jambo itu artinya gubuk? dalam bahasa aceh?
Salam kenal dari www.travellingaddict.com
Weih, asyik donk mas, kalau Jambo Hatta di bangun di atas bukit, itu artinya punya pemandangan yang sangat luar biasa indahnya,,,, tuh lautnya aja kelihatan,,, keren, keren!
Iya. Tempat ini memang bagus. Dan mudah-mudahan gak angker yah. :D
Iya. Tempat ini memang bagus. Dan mudah-mudahan gak angker yah. :D
Iya. Cakep banget tempatnya. Kata teman-teman Aceh disini Jambo itu artinya memang Gubuk. Salam kenal juga ya mas Budy.
Iya mbak. Asik banget tempatnya. Ada laut dan pemandangan bukit-bukit nya yang keren. Yuk menjelajah alam di Aceh.